Negosiasi Perdagangan Bebas dengan Uni Eropa, RI Berpotensi Naik Jadi Negara Maju 

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Indonesia saat ini tengah mendiskusikan poin-poin kesepakatan perdagangan bebas Indonesia Uni Eropa.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat berada di Malang (Avirista Midaada / MPI)

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat berada di Malang (Avirista Midaada / MPI)

IDXChannel - Pemerintah Indonesia saat ini tengah mendiskusikan poin-poin kesepakatan perdagangan bebas Indonesia Uni Eropa alias Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA). Poin-poin pembicaraan perdagangan bebas ini bakal didiskusikan juga Vincent Piket dengan Kamar Dagang (Kadin) Malang guna menyerap aspirasi pelaku usaha.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan, pertemuan dirinya dengan beberapa pengusaha dan organisasi Kamar Dagang Industri (Kadin) krusial untuk membicarakan nasib kesepakatan perdagangan bebas nan telah dibicarakan Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Uni Eropa di KTT G20 beberapa bulan lampau di Bali.

"Pertemuan ini berkedudukan sangat krusial lantaran Indonesia dan Uni Eropa sedangkan mau menegosiasi kesepakatan nan nama Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)," tutur Piket saat berbincang dengan media di salah satu hotel di Kota Malang, pada Kamis malam (2/2/2023).

Perjanjian kesepakatan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa bisa mendorong aktivitas perdagangan barang, jasa, dan investasi di Indonesia. 

Harapannya pasca kesepakatan ekonomi ini dijalin bakal ada perusahaan - perusahaan dari Eropa nan berinvestasi di Indonesia, begitupun sebaliknya.

"Nanti diharapkan juga ada nan lain, jadi kelak jika ada perusahaan Uni Eropa nan ke Malang misalnya, merupakan contoh faedah dari perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Uni Eropa," jelasnya.

Dari sanalah kelak kedua belah pihak baik dari Uni Eropa dan Indonesia bisa sama-sama diuntungkan. Terutama bagi Indonesia nan sekarang disebut Piket mulai tumbuh secara perlahan.

"Dampaknya bakal positif pada kedua belah pihak, terutama Indonesia, lantaran bakal mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Harapannya bahwa di Indonesia bakal bergerak menjadi negara maju," jelasnya.

Sebelumnya, Indonesia-Uni Eropa CEPA diluncurkan pada tahun 2016 untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara Uni Eropa, sehingga memberikan faedah bagi kedua belah pihak. Bagi Indonesia, perjanjian ini menghapus tarif preferensi nan bakal memberikan kesempatan kepada para eksportir Indonesia untuk mempertahankan akses produk ke pasar Eropa.

Komoditas ekspor jagoan Indonesia ke Uni Eropa, ialah minyak kelapa sawit, dasar kaki, hingga karet alam. Sementara impor utama ke Indonesia adalah vaksin, obat-obatan, dan susu. Adapun total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada tahun 2021 mencapai 29,1 miliar dollar AS. 

Pada periode Januari hingga Juli 2022, total perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai 18,6 miliar dollar AS alias meningkat 19,75 persen dibandingkan periode nan sama tahun sebelumnya. Indonesia-Uni Eropa CEPA juga bakal menjadi katalis untuk meningkatkan investasi langsung ke Indonesia. 

Sementara bagi Uni Eropa, perjanjian kerja sama ini bakal memberikan faedah kemudahan akses bagi negara personil Uni Eropa masuk ke pasar Indonesia. Adapun negara personil Uni Eropa, antara lain Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Jerman, Perancis, Hungaria, Irlandia, Italia, Kroasia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Polandia, Portugal, Rumania, Cyprus, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Yunani. 

(SLF)

Selengkapnya
Sumber