Harga referensi minyak Brent jatuh ke level terendah sejak awal Januari lantaran info pekerjaan Amerika Serikat (AS) nan menunjukan peningkatan.
Harga Acuan Minyak Brent Jatuh di Bawah USD80. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Harga referensi minyak Brent jatuh ke level terendah sejak awal Januari lantaran info pekerjaan Amerika Serikat (AS) nan menunjukan peningkatan. Peningkatan tersebut menimbulkan kekhawatiran adanya kebijakan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) nan semakin garang dalam menekan laju inflasi.
Optimisme kedua nilai referensi sempat membaik ketika penurunan pengangguran AS dinilai bakal menjaga alias apalagi meningkatkan permintaan minyak. Namun muncul kekhawatiran bahwa stok minyak AS bakal mengalami pembengkakan akibat turunnya permintaan minyak China nan dinilai bakal mempengaruhi permintaan di seluruh dunia.
"Fundamental komoditas tidak betul-betul membaik alias semakin ketat. Ada pandangan di luar sana bahwa pasokan dunia pasti tahan terhadap hukuman Rusia. Tentu saja kami terus mengkhawatirkan headwinds (kondisi nan menghambat) dari China,” kata Head of Commodity Strategy di TD Securities Bart Melek dilansir Bloomberg, Jumat (3/2/2023)
Data mingguan tentang posisi pasar nan diterbitkan oleh Commodity Futures Trading Commission bakal tertunda setelah serangan siber di ION Trading UK menyebabkan beberapa personil kliring tidak dapat memberikan info nan akurat.
Harga:
WTI untuk pengiriman Maret turun USD2,49 menjadi menetap di USD73,39 per barel di New York. Harga sebelumnya turun ke level USD 73,13, terendah sejak 5 Januari.
Brent untuk pengiriman April turun USD2,2 menjadi menetap di USD79,94 per barel. Sebelumnya turun ke level USD79,72, terendah sejak 11 Januari.
(WHY)